Resensi Puisi Esai Indonesia, "Di Balik Lipatan Waktu" yang Ditulis 6 Penyair

Puisi Esai Berjudul
Kasus bunuh diri ini menjadi begitu misterius karena hanya korbanlah yang sesungguhnya tahu motif tindakannya dan biasanya hal ini tetap menjadi rahasia karena pelaku bunuh diri tidak meninggalkan catatan ataupun wasiat kepada orang lain.
Liku-liku kehidupan di kawasan Gunungkidul inilah yang menjadi inspirasi penulisan puisi esai ini. Dengan tokoh rekaan suami istri Raharja dan Rahayu, pembaca diajak untuk ikut merenungkan berbagai nilai kehidupan yang terdapat di Gunungkidul, salah satu wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Puisi esai dalam antologi puisi Di Balik Lipatan Waktu (Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta) karya Otto Sukatno C.R. berjudul Sanimin, Lelaki yang Menghardik Waktu mengangkat kisah Sanimin adalah tokoh utama dalam puisi esai ini. Ia dilukiskan sebagai orang gila telanjang yang beberapa tahun lalu berkeliaran di Yogyakarta.
Puisi esai ini terinspirasi dari beberapa orang gila yang berkeliaran di Yogyakarta. Di antara orang yang kehilangan ingatan itu, sosok Sanimin nampak berbeda. Ada sesuatu dari hidup, nasib, dan prinsipnya, yang tidak biasa. Hasil penelusuran, diketahui bahwa ternyata ia dulu seorang punggawa negara.
Pada suatu hari, terjadi peristiwa yang mengubah segalanya. Saat itu ia masih muda dan sering harus meninggalkan keluarganya karena tugas. Ketika ia sedang dinas itulah, istrinya diperkosa dan dibunuh.
Akibatnya, ia tertekan, stres, dan gila. Puisi esai ini merupakan hasil penelusuran tentang asal-usul siapa Sanimin, prinsip-prinsip hidupnya, penyebab ia gila, dan kesetiaannya terhadap cintanya. Kisah ini terjadi di zaman kekuasaan represif Orde Baru dan agaknya ia kini telah meninggal dunia.
Keunikan yang dapat kita temukan dalam buku puisi esai ini adalah cover puisi yang sangat menarik dengan warna biru tua dan tulisan judul kuning dan gambar wayang tokoh semar yang memancarkan ketenangan, kedamaian, dan kesejukan sesuai dengan judul buku puisi esai ini yaitu “Di Balik Lipatan Waktu ” yang akan membuat orang tertarik untuk membaca buku ini.
Keunggulan buku puisi esai ini adalah, diksi dalam puisi tersebut begitu menyentuh, gaya bahasa yang di pakai pun sangat indah. Dalam dunia perpuisian, tak hanya relasi manusia dengan Sang Pencipta dan relasi antar manusia yang menjadi objek proses kreatif penyair, menuliskan puisi-puisinya yang merepresentasikan cerminan dari kegelisahan penyair dengan penguasa negeri ini, birokrasi, hukum dengan semena-mena dan ketidak adilan aturan sepihak dan atau penyair dengan manusia dengan cara penulisan baru puisi esai, puisi panjang bercatatan kaki, yang ditulis menggunakan bahasa yang sangat mendalam.
Read more info "Resensi Puisi Esai Indonesia, "Di Balik Lipatan Waktu" yang Ditulis 6 Penyair" on the next page :
Editor :Anies Septivirawan