Puluhan Pelajar SMP Negeri 5 Panji Ikuti Program P-5 di Sanggar Wahana Puspa Budaya

Puluhan peserta program proyek penguatan profil pelajar pancasila (p-5) yang berlangsung di Padepokan
SIGAPNEWS.CO.ID | PANJI - Puluhan peserta program proyek penguatan profil pelajar pancasila (p-5) yang berlangsung di Padepokan "Topeng Majapahitan" Sanggar Wahana Wahana Puspa Budaya telah berlangsung cukup gayeng, Senin, tanggal 13 Januari 2025.
Di Sanggar Wahana Puspa Budaya, Kecamatan Panji, asuhan, Hosnatun pada pagi itu sangat ceria karena tampak di wajah -wajah para siswa -siswi SMP Negeri 5 Panji itu sangat antusias dan bersemangat saat mendengarkan sambutan bertema budaya dari salah satu insan pendidik di sekolah itu.
Hadir dalam acara tersebut yakni puluhan siswa -siswi SMP Negeri 5 Panji, kepala sekolah, Yuli Hidayat dan para guru dan juga pengasuh sanggar seni tari topeng, Hosnatun yang kerap disapa Cak Tutun.
Dalam pemberian materi ajarnya tentang seni budaya, Hosnatun yang sering disapa Cak Tutun ini mengatakan bahwa, seni adalah ilmu.
"Dengan ilmu, kita bisa hidup bahagia, dan dengan ilmu seni budaya, kita membentuk moral atau akhlak yang baik. Dan dengan akhlak yang baik, kita bisa menghargai kepada orang yang lebih, dan menyayangi sesama manusia, sehingga terbentuk sebuah peradaban," ujar Cak Tutun di hadapan para guru dan puluhan siswa siswi SMP Negeri 5 Panji, Senin, (14/1/2025).
Hosnatun juga sempat memperkenalkan seni budaya Situbondo yakni seni tari topeng yang bersumber dari Kitab Nagara Kertagama.
Dalam acara tersebut juga ada penampilan mantan seorang murid Hosnatun kini menjadi guru seni tampil menarik tarian tradisional topeng.
Hosnatun juga menjelaskan makna filosofi tari topeng di hadapan para murid SMP negeri 5 Panji. Pria berusia nyaris 70 tahun ini juga menambahkan bahwa, di hadapan para murid SMP Negeri 5 Panji, ia menerangkan bahwa betapa pentingnya tradisi kearifan lokal.
"Adapun makna dari tari topeng yang berasal dari Majapahit itu yakni bermula ketika rakyat panaruca, sekarang Panarukan sedang menyambut kedatangan seorang raja Majapahit. Dan untuk menghargai kedatangan sang raja, rakyat menutup wajahnya dengan topeng sambil menari. Mereka memakai topeng agar tatapan matanya tidak menatap langsung kepada sang raja, maka mereka menggunakan topeng agar ada nilai - nilai kesopanan di hadapan sang raja Majapahit," urai Cak Tutun.
Editor :Anies Septivirawan